Candra Mawa dari Desa Pangka

- Jumat, 7 Januari 2022 | 16:53 WIB
Atmo Tan Sidiik  (dok AyoTegal)
Atmo Tan Sidiik (dok AyoTegal)

AYOTEGAL.COM - Apa yang dapat kita peroleh dari sebuah kesan pergaulan, ketika seorang tidak paham sejarah desanya, tidak paham jalur silsilah keluarganya, lebih dari itu tidak runtut ketika bertutur tentang bahasa daerahnya.

Itulah gambaran suasana kebersamaan kita hari ini, dan tulisan ini merupakan satu ikhtiar membuat ventilasi ditengah suasana Indonesia yang gerah.

“Kali ilang kedunge, pasar ilang kumandange, juragan ilang taksirane, wong tani ilang titimangsane, wong desa ilang lumbunge, mbok tua ilang waktu nggo ndongengi putu buyute”.

Baca Juga: Luncurkan Si Gercep, Polres Pemalang Sisir Warga yang Belum Vaksin, Siswa SLB Dijemput Pakai Bus Polisi

Indonesia hari ini nampaknya tidak harus terlalu bergengsi, pasang tarif terlalu tinggi, untuk sekedar berendah hati, berguru pada kearifan lokal Desa Pangka, Tegal.

Ada kerinduan pada jalan setapak yang sering dilewati gerobak pedati dengan sapi atau kerbau yang berkalung korakan klonang kloneng. Ada kerinduan, keguyuban, para kuli yang bercengkerama saling membagi gula jawa, bodin godog, ganyong, dan angkrik.

Dan di sana mampu menyuguhkan suasana pembauran yang natural bahwa semua yang tergelar di alam adalah skenario Tuhan.

Ada Tuan Halbosh trah Belanda yang karena keseriusannya bertadarus budaya jawa serta memiliki keramahan terhadap semua manusia lantas ditempatkan dengan status tinggi dianggap sebagai wali.

Bukan hanya kepada manusia, kepada kucing piaraannya pun sangat serius memberi nama Candra Mawa. Ia lebih memilih menanam bibit kelapa wulung, kelapa ijo, saat peletakan batu pertama menandai pembangunan pabrik gula, ketimbang membenam ritual sajen kepala kerbau.

Baca Juga: Pemkot Tegal Percepat Lelang Kegiatan di Awal 2022, Dedy Yon: Kita Selalu di Depan

Namun, keramahan dan kelembutan hati Tuan Halbosh sesekali juga menunjukkan keterbatasannya ketika berhadapan dengan saudagar cina kaya yang menantang kemampuan kesaktiannya untuk membayar dengan uang yang menurutnya pasti tidak bisa dipenuhinya.

Daya linuih Tuan Halbosh juga ditunjukkan saat menghadapi kesombongan tuan dari PG Sumber Harjo ketika bersilaturahmi untuk meminjam loko.

Adalah sebuah keindahan dan kreativitas yang cukup cerdas ketika penanganan tawuran anak-anak yang berebut batang tebu lantas pihak pabrik bukan hanya melakukan security approach, tapi dengan prosperity approach

Kejadian tawuran ini menjadi perhatian serius pihak pimpinan pabrik, kapolsek, danramil, dan para kepala desa di sekitar komunitas Pabrik Gula Pangka.

Sebuah jurus indah anak-anak peserta tawuran diberi pembinaan dan hadiah mengunjungi pabrik, melihat proses pembuatan gula pasir, serta diikutsertakan dalam lingkaran lesehan saat pabrik menyelenggarakan slametan.

Halaman:

Editor: Dwi ariadi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Desakralisasi Ritual Tradisi

Kamis, 18 Agustus 2022 | 16:31 WIB

Candra Mawa dari Desa Pangka

Jumat, 7 Januari 2022 | 16:53 WIB

KST Gagas Kongres Sastra Tegalan

Selasa, 3 September 2019 | 21:42 WIB
X