Kado Hari Jadi Ke 421 Kabupaten Tegal, Meraih Kebersamaan Demi Harapan Baru

AYOTEGAL.COM - Suasana pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya bisa dianggap pulih sepertinya masih menjadi pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Tegal dalam memperingati Hari Jadi Ke 421 Kabupaten Tegal.

Hal ini terlihat dari perhelatan perayaannya yang masih relatif sederhana dengan memangkas sebagian besar kegiatan yang bersifat hiburan-hiburan bagi masyarakat dan memilih untuk hanya melaksanakan kegiatan yang bersifat seremonial semata.

Masyarakat tentu memaklumi situasi ini apalagi pandemi yang telah berjalan lebih dari dua tahun sangat dirasakan dampaknya baik dalam bidang sosial, kesehatan maupun ekonomi.

Baca Juga: PMI Kabupaten Tegal Bantu Korban Kebakaran di Padasari

Mengusung tema "Kehidupan Baru, Harapan Baru" peringatan Hari Jadi Kabupaten Tegal kali ini dimaksudkan untuk menebarkan semangat kesiapan dan kebangkitan elemen Kabupaten Tegal, baik masyarakat maupun pemerintah untuk menghadapi secara BERSAMA - SAMA kehidupan baru demi harapan baru yang lebih baik.

Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Tegal Umi Azizah pada saat peluncuran logo Hari Jadi Ke 421 Kabupaten Tegal dalam acara Refleksi 3 Tahun Kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Tegal di Pendapa Amangkurat, Sabtu 8 Januari 2022.

Semangat kebersamaan antara masyarakat dan pemerintah ini selaras dengan pesan yang tersurat dalam surya sengkala Hari Jadi Kabupaten Tegal : "Jalma Muluk Rasa Manunggal"

Jalma : 1 muluk : 0 Rasa : 6 Manunggal : 1 sehingga menjadi 1 – 0 – 6 – 1 yang jika dibalik menjadi angka tahun 1601 yaitu tahun berdirinya Kabupaten Tegal.

Jalma muluk diartikan sebagai cita – cita yang tinggi dalam rangka mencapai kemajuan harus didorong oleh persatuan dan kesatuan bangsa, maksudnya adalah bahwa Kabupaten Tegal berusaha untuk berkembang menjadi daerah yang sangat maju berkat adanya rasa persatuan dan kesatuan antara rakyat dengan aparat Pemerintah Kabupaten Tegal atau dengan kata lain “Manunggaling Kawula lan Gusti” untuk mencapai kemakmuran. (Sumber : penjelasan Perda no 13 tahun 1995 tentang Hari Jadi Kabupaten Tegal)

Baca Juga: Antisipasi Wabah PMK, Kabupaten Tegal Hentikan Pengiriman Ternak Sapi dari Luar Daerah

Dari penjelasan Perda No 13 tahun 1995 tersebut dapatlah ditarik kesimpulan bahwa 'rasa manunggal' yang dimaknai sebagai bersatunya 'kawula lan gustine' atau masyarakat dan pemerintah Kabupaten Tegal adalah syarat paling penting untuk mencapai cita-cita, kemajuan atau harapan bersama maka sudah selayaknya hal ini dipahami masing - masing elemen sehingga bisa menjadi sandaran pengetahuan dalam membangun daerahnya.

Pasti tak semudah mengucapkannya sebab banyak hal yang harus diselesaikan terlebih dahulu untuk bisa membangun kebersamaan atau 'memanunggalkan rasa'.

Salah satunya adalah menjaga ikatan 'TALI RASA' yang menyatukan perasaan kawula lan gustine, masyarakat dan pemerintahnya, wakil rakyat dan rakyat yang diwakilinya.

Jika yang dirasakan oleh masyarakat tak dirasakan oleh pemerintahnya atau jika yang dirasakan oleh rakyat tak dirasakan oleh wakil rakyatnya, maka bisa dipastikan bahwa ikatan tali rasanya akan getas dan mudah putus sehingga akan sulit untuk bisa mewujudkan kebersamaan atau kemanunggalan rasa antara 'kawula lan gustine'.

Dalam teks lain, tertulis di kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular :
"Bhineka Tunggal Ika , Tan Hana Dharma Mangrwa".
Yang bisa dimaknai bahwa kebhinekaan akan bisa manunggal ika JIKA tak ada Dharma atau Pengabdian yang mendua.

Gerak maju meraih harapan baru ini haruslah serentak, bersinergis dan harus dipastikan bahwa tidak ada pengabdian yang mendua selain hanya untuk tujuan bersama yaitu kemakmuran seluruh masyarakat Kabupaten Tegal sebab jika ada dharma yang mengrwa atau pengabdian yang mendua baik kepada kelompoknya sendiri atau lebih - lebih kepada kepentingan dirinya sendiri pasti akan mengganggu bahkan bisa menggagalkan pencapain tujuan yang menjadi harapan bersama tersebut.