SLAWI, AYOTEGAL.COM- ''Kalau berkat usahanya mengembangkan Soneta (dari Eropa) dalam kancah sastra Jawa modern R. Intojo kemudian dijuluki Bapak Soneta dalam sastra Jawa modern, apa salahnya jika Lanang Setiawan dijuluki “Bapak Pembaharu Puisi Tegalan?”.
Pasalnya, Lanang Setiawan memang telah berinovasi dan membidani lahirnya Genre/Jenis Baru Puisi Tegalan sekaligus sebagai pelopor.
Hal itu ungkapan itu disampaikan Peneliti Balai Bahasa DIY Tirto Suwondo, saat menjadi pembicara dalam peluncuran antologi “Puisi Tegalerin 2-4-2-4” dan diskusi tentang aliran baru dalam geliar Puisi Tegalan. Mengambil tempat di aula kampus Universitas Bhamata Slawi, Kabupaten Tegal.
Baca Juga: Beraksi di Randudongkal Pemalang, 2 Pencuri Sepeda Motor Asal Indramayu Dibekuk di Kota Tegal
Menurut Tirto, kiprah Lanang sebagai pencetus Sastra Tegalan yang diusung seejak tahun 1994 agaknya telah membuat “ke-gila-an” tersendiri telah melahirkan tiga aliran baru sekaligus dalam khasana Sastra Tegalan.
Tirto mengatakan, kurang dari tiga tahun dari tahun 2019 sampai 2021, Lanang Setiawan yang bergulat dalam dua bahasa; Indonesia dan Jawa Tegalan, berhasil memproklamirkan tiga model yang diklaim sebagai Genre Baru Puisi Tegalan.
Pertama, Wangsi, yakni puisi hasil perpaduan antara wangsalan (cangkriman, parikan?) dan puisi;
kedua Kur 267, yakni kemasan puisi pendek berbahasa Tegalan, (yang diserap dari Haiku, yang mirip-mirip dengan puisi pendek dari Jepang) yang setiap larik atau barisnya hanya 2 suku kata, 6 suku kata, dan 7 suku kata.
Ketiga, Puisi Tegalerin, yakni puisi hasil perpaduan jenis puisi dari dua negara yang berbeda (Puisi Jawa-Tegalan-Indonesia dan Soneta-Italia) yang terdiri 4 bait, 12 baris, dan berpola 2-4-2-4.”
Menurut Tirto, apa yang dilakukan Lanang sebuah tindakan yang berani dan “gila”, bahkan boleh dibilang “terlalu berani” atau “terlalu gila”.
Artikel Terkait
Lanang Kembali Terbitkan Buku Kumpulan Puisi Tegalan 'Wulan Kemayu'
Ahmad Tohari Ultah Ke-72, Atmo Beri Kado Puisi ''Lanang Cucuk Emas''
Lanang dan Atmo Usung Budaya Tegal dalam Dina Nurmalisa Mantenan di Pekalongan
Fikri Faqih Apresiasi Lanang Setiawan dan Ria dalam Inovasi Khasanah Puisi Tegalan
Luncurkan Pasar Mitos, Novelis Tegal Lanang Setiawan: Pokoknya Pakai Bahasa Gado-gado, Campuran