TEGAL TIMUR, AYOTEGAL.COM - Ketua Yayasan Pendidikan Pancasakti (YPP) Tegal, Dr Imawan Sugiharto menegaskan, Universitas Pancasakti (UPS) Tegal bertekad menjadi pusat kajian sastra Tegalan.
Hal itu disampaikan Dr Imawan Sugiharto saat memperingati HUT Ke-27 Sastra Tegalan di Aula YPP kompleks Kampus UPS Tegal, Selasa (29 November 2021).
"Kami bertekad UPS menjadi pusat buku-buku sastra dan budaya Tegalan," tandas Imawan Sugiharto.
Baca Juga: UMK Jateng 2022 Ditetapkan, Kota Tegal Rp2.005.930 dan Brebes Rp1.885.019
Hal yang sama juga disampaikan Rektor UPS Tegal, Dr. Taufiqullah yang menyatakan, UPS Tegal akan berkolabirasi dengan para sastrawan Tegalerin dengan para dosen untuk bersama-sama menambah ilmu Sastra Tegalan.
"Bersama para seniman Tegalan kami bertekad bekerja sama dalam memajukan Sastra Tegalan," ujar Taufiqullah.
Sementara itu, memperingati HUT Ke-27 Sastra Tegal, panitia penyelenggara mengusung ''Brayan Kanggo Ningkatnya Martabat Sastra Tegalan''.
Ketua Panitia Mohammad Ayyub, kata Tegalerin menunjukkan identitas asli penduduk Tegal. "Tegalerin itu menurut Lanang Setiawan, artinya asli orang yang lahir di Tegal meliputi tidak hanya kota akan tetapi Kabupaten Tegal," ucapnya.
Presiden Penyair Tegalerin, Dr. Maufur dalam kesempatan itu membacakan puisi, termasuk Dr. Tri Mulyono juga membaca puisi Tegalerin.
Secara bergiliran, juga tampil Dwi Ery Santoso membaca puisi “Brug Abang”, Apito Lahire membaca puisi ''Kalirambut Jatinegara''.
Apito Lahire mengatakan, Puisi Tegalerin menjadi sarana sublimasi bagi para penyairnya untuk menerjemahkan ide, kenangan, harapan, nilai-nilai filosofi, kesaksian, kritik, transendental lewat bahasa Tegal dan indonesia.
Baca Juga: Vaksinasi di Comal Pemalang, Warga Dapat Makan Bakso Gratis
"Puisi Tegalerin merupakan ajang penciptaan frase baru, diksi, musikalitas kata, penjelajahan pengalaman yang intens akan menjelma puisi tegalerin yang 'ngebyak, ngerol, nembak, dan bongkar isian," ujar Apito Lahire.
Muatif Esage mengulas perjalanan gerakan Sastra Tegalan dari mulai pusisi “Tembangan Banyak” terjemahan Lanang Setiawan pada puisi “Nyanyian Angsa” karya WS. Rendra. menjadi “Tembangan Banyak” menjadi tonggak sejarah lahirnya Sastra Tegalan tahun 1994.
Artikel Terkait
Dina Sastra Tegalan
[Cerita Tegalan] UPS Sentral Sastra Tegalan
Ultah Ke-27 Sastra Tegalan, Komunitas Sastrawan Tegal Gelar Sejumlah Kegiatan, Ini Agendanya
Milad Ke-27 Sastra Tegalan, Seniman Potong Tumpeng dan Luncurkan Buku Republik Tegalerin