Nasib Pedagang Telur Asin Tegal, Dulu Jaya Sekarang Gulung Tikar

- Rabu, 31 Maret 2021 | 08:57 WIB
Seorang pedagang telur asin di Pantura Kota Tegal, Sarwid (60), Selasa (30/3/2021). (Ayotegal.com/Lilisnawati)
Seorang pedagang telur asin di Pantura Kota Tegal, Sarwid (60), Selasa (30/3/2021). (Ayotegal.com/Lilisnawati)

MARGADANA, AYOTEGAL.COM -- Nasib pedagang oleh-oleh telur asin di Pantura Kota Tegal saat ini tak seberuntung dulu. Masa kejayaan pedagang juga tinggal kenangan.

Pasalnya, adanya Tol Trans-Jawa memberikan imbas yang luar biasanya bagi mereka. Telebih saat momen mudik Lebaran, omzet para pedagang menurun drastis dari tahun ke tahun.

Bahkan, banyak di antara mereka yang memilih menutup lapaknya. Ada juga yang masih bertahan di tengah sepinya pembeli.

Kondisi itu pun semakin memprihatinkan ketika pandemi Covid-19 mulai menghantam.

Seperti yang dialami Sarwid (60), salah satu pedagang oleh-oleh telur asin di Pantura Kota Tegal. Ia mengaku, bisnis oleh-oleh telur asin miliknya itu tak bisa diandalkan lagi seperti dulu.

Ia bahkan berencana menutup tokonya usai masa sewa lahan habis. Padahal usaha yang dirintisnya sejak lima tahun yang lalu itu bisa meraup untung hingga puluhan juta rupiah per hari saat momen Idulfitri.

"Bicara dulu nggak ada itungan. Telur bisa terjual 10.000 lebih dalam sehari saat Idulfitri. Untungnya juga lumayan bisa sampai Rp20 juta," ungkapnya, Selasa (30/3/2021).

Sementara momen Idulfitri setelah adanya Tol Trans-Jawa, hanya 200 sampai 250 butir telur asin saja yang laku terjual.

"Sedangkan sekarang di hari-hari biasa hanya belasan butir yang terjual. Itu pun tidak setiap hari, tapi dalam kurun waktu satu minggu. Belum tahu nanti mudik ini seperti apa," katanya.

Bukan hanya itu, kondisi toko oleh-olehnya itu pun sudah jauh berbeda dengan yang dulu. Saat ini, beberapa etalase sudah kosong dan hanya ada segelintir oleh-oleh yang tersisa.

"Dulu etalase penuh dengan oleh-oleh. Poci sampe belasan set, celengan, telur asin penuhi etalase, aneka jajanan ringan. Ada 20-an jenis. Sekarang seadanya," bebernya.

Sarwid juga membeberkan, sempat memiliki empat orang karyawan, namun diberhentikan lantaran kondisi yang semakin sepi.

"Dulu saya malah punya empat karyawan. Bagian produksi telur sendiri, bagian melayani sendiri. Karena kondisinya semakin sepi, karyawan diberhentikan. Sekarang ditelateni sendiri sama istri," ucapnya.

Editor: Adib Auliawan Herlambang

Tags

Terkini

X